Teknik Survival
TEKNIK SURVIVAL
BIVAK ATAU SHELTER
Bivak atau Shelter merupakan jenis tenda yang sangat sederhana, dan sangat berguna untuk tempat istirahat serta berteduh dari sengatan panas maupun air hujan dan dapat dimanfaatkan untuk tempat bermalam.
Bahan untuk membuat Bivak atau Shelter dapat berupa:
1. Bahan dari alam, berupa:
a. Pohon yang utuh maupun tumbang b. Daun-daunan
c. Gua atau lubang
2. Bahan yang dibawa atau dipersiapkan, berupa :
a. Ponco, jas hujan dan lembaran plastik kedap air
b. Tali nilon atau sejenisnya
c. Pisau atau golok.
1. Bahan dari alam, berupa:
a. Pohon yang utuh maupun tumbang b. Daun-daunan
c. Gua atau lubang
2. Bahan yang dibawa atau dipersiapkan, berupa :
a. Ponco, jas hujan dan lembaran plastik kedap air
b. Tali nilon atau sejenisnya
c. Pisau atau golok.
Yang perlu diperhatikan sewaktu membuat bivak atau shelter :
1. Pilihlah lokasi yang baik, yaitu tanahnya datar. Jika tidak rata, ratakan dahulu.
2. Tempatnya kering.
3. Terhindar/terlindung dari hembusan angin kencang.
4. Bukan menjadi jalan air jika hujan.
5. Tempatnya tidak mudah longsor atau terkena longsor.
6. Terhindar dari pohon besar yang kemungkinan mudah tumbang.

1. Pilihlah lokasi yang baik, yaitu tanahnya datar. Jika tidak rata, ratakan dahulu.
2. Tempatnya kering.
3. Terhindar/terlindung dari hembusan angin kencang.
4. Bukan menjadi jalan air jika hujan.
5. Tempatnya tidak mudah longsor atau terkena longsor.
6. Terhindar dari pohon besar yang kemungkinan mudah tumbang.



MENCARI AIR (WATER SURVIVAL)
Air merupakan faktor
penting sebab manusia akan lemah bila kekurangan air. Seperti diketahui
75 % kandungan tubuh manusia berupa air. Air merupakan sumber kehidupan
bagi manusia. Hampir semua aktifitas manusia meyebabkan berkurangnya
cairan tubuh. Mulai bernafas hingga melakukan pekerjaan, cairan air dari
dalam tubuh akan terus berkurang. Untuk menanggulanginya, manusia harus
banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang menguap/menghilang.
Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang melakukan kegiatan pengembaraan jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan habis, yang perlu dilakukan adalah menjaga kondisi tubuh agar tidak mengeluarkan cairan secara berlebihan.
Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang melakukan kegiatan pengembaraan jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan habis, yang perlu dilakukan adalah menjaga kondisi tubuh agar tidak mengeluarkan cairan secara berlebihan.
Beberapa cara mengatasi keadaan tersebut adalah dengan:
a. bernafas melalui hidung secara teratur;
b. mengurangi berbicara;
c. mengurangi aktifitas/gerakan yang berlebihan;
d. banyak beristirahat;
e. tidak merokok dan minuman berakohol;
f. berteduh di tempat yang rindang;
g. tidak makan makanan kering ataupun berlendir.
a. bernafas melalui hidung secara teratur;
b. mengurangi berbicara;
c. mengurangi aktifitas/gerakan yang berlebihan;
d. banyak beristirahat;
e. tidak merokok dan minuman berakohol;
f. berteduh di tempat yang rindang;
g. tidak makan makanan kering ataupun berlendir.
Pada saat kehabisan persediaan air, teliti media
sekeliling dengan cermat. Untuk mengetahui ditempat tersebut terdapat
air, dapat diketahui dengan melihat kondisi hutan, jenis tanaman, bentuk
pemilikan bumi/ tanah, serta binatang yang hidup.
Dalam hutan tropis seperti di Indonesia, air dapat dibedakan antara air yang perlu dimurnikan dan yang langsung dapat diminum.
Dalam hutan tropis seperti di Indonesia, air dapat dibedakan antara air yang perlu dimurnikan dan yang langsung dapat diminum.
Air yang langsung dapat diminum berupa:
a. tampungan air hujan;
b. air dari dalam tanaman.
a. tampungan air hujan;
b. air dari dalam tanaman.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
a. air yang tergenang;
Periksalah dahulu apakah airnya bening atau keruh. Kalaupun bening, jangan langsung diminum, cobalah dahulu dengan jari tangan untuk mengetahui apakah airnya terasa panas, menimbulkan gatal atau lainnya. Untuk mengetesnya, jangan ragu mencium apakah berbau atau tidak.
b. air dari sungai;
c. air dari menggali tanah atau pasir.
a. air yang tergenang;
Periksalah dahulu apakah airnya bening atau keruh. Kalaupun bening, jangan langsung diminum, cobalah dahulu dengan jari tangan untuk mengetahui apakah airnya terasa panas, menimbulkan gatal atau lainnya. Untuk mengetesnya, jangan ragu mencium apakah berbau atau tidak.
b. air dari sungai;
c. air dari menggali tanah atau pasir.
Beberapa cara untuk mendapat air:
1. Dari tanaman/pohon seperti pisang, rotan, bambu muda kantung semen, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa.
2. Mengumpulkan embun pagi dengan
menggunakan sapu tangan bersih. Caranya, resapkan pada tumbuhan yang
berembun lalu peras kedalam tempat minum.
3. Tanah batu
a. tanah kapur labih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air;
b. sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori;
c. pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian galilah.
a. tanah kapur labih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air;
b. sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori;
c. pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian galilah.
4. Tanah gembur, di tanah gembur air mudah didapat. Carilah daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah.
5. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air.
Hampir semua tanaman memerlukan air untuk tumbuh, sebab itu semua jenis tanaman pasti mengandung air walaupun sedikit. Begitu juga dengan tanah yang menyimpan air, walaupun berupa tanah lembab. Melalui proses kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses kondensasi atau penyulingan secara alamiah.
Untuk melakukan penyulingan air meialui proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastik dan tali pengikat.
Hampir semua tanaman memerlukan air untuk tumbuh, sebab itu semua jenis tanaman pasti mengandung air walaupun sedikit. Begitu juga dengan tanah yang menyimpan air, walaupun berupa tanah lembab. Melalui proses kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses kondensasi atau penyulingan secara alamiah.
Untuk melakukan penyulingan air meialui proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastik dan tali pengikat.
Cara penyulingan :
a. Carilah pohon yang sehat dan
bersih, lalu carilah dahan ranting yang mudah dicapai dan masukkan
plastik (jangan bocor) kemudian ikat dengan tali atau benda apa saja.
Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya proses penguapan dari daun
yang dapat menghasilkan air minum (lihat gambar 1).
b. Carilah pohon yang bersih dan
tumbuhnya di atas tanah yang tidak berbau. Galilah tanah sehingga
membentuk cekungan, tapi jangan terlalu dalam dari tempat pohon tumbuh.
Masukkan plastik dan atur sedemikian rupa agar air tertampung dengan
baik. Lalu ikat ujungnya (hingga menutupi seluruh tanaman) dan gantung
pada batang kayu yang disangga dengan baik. Cara ini akan menyebabkan terjadinya penguapan yang menghasilkan air (lihat gambar 2).

MENCARI MAKANAN TAMBAHAN
Dalam berkemah selain membawa
perlengkapan berkemah, juga bahan makanan kering yang mudah dibawa dan
tidak memerlukan tempat khusus. Misalnya beras, ikan asin, mie instant,
garam, kecap dan sebainya. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana
kita dapat memenuhi bahan makan tambahan yang tidak dapat dibawa karena
memerlukan kekhususan seperti sayur mayur, daging atau ikan basah? Jika
di lokasi berkemah tidak jauh dengan pasar, hal tersebut tidak akan
menjadi masalah yang harus dipikirkan. Tapi bagi seorang pramuka/pecinta
alam, hal tersebut tidak perlu dirisaukan, karena banyak cara untuk
mendapatkan bahan makanan tambahan.
Sayur-Mayur
Untuk keperluan sayur mayur, bisa
didapatkan melalui tumbuh¬tumbuhan seperti daun, buah, biji, bunga, isi
batang dan umbi-umbian serta jamur.
Tumbuh-tumbuhan tersebut ada yang dapat dikonsumsi dan ada yang tidak bahkan beracun. Sebab itu perlu hati-hati sekali dalam memilih daun-daunan ataupun bahan makanan tambhan yang diambil dari alam. Cara termudah untuk mengetahui bahwa daun itu beracun atau tidak, dengan melakukan pengamatan yang cermat. Misalnya semua daun¬daunan yang dikonsumsi oleh binatang memamah biak pada dasarnya juga dapat dikonsumsi manusia. Hanya yang perlu diketahui, pencernaan hewan lebih kuat daripada manusia, karena itu untuk lebih amannya sebaiknya dikonsumsi daun yang muda.
Beberapa jenis tanaman yang dapat dikonsumsi manusia misalnya daun pakis, umbi kayu, umbi rambat, talas, jantung pisang, rebung dan sebagainya.
Tumbuh-tumbuhan tersebut ada yang dapat dikonsumsi dan ada yang tidak bahkan beracun. Sebab itu perlu hati-hati sekali dalam memilih daun-daunan ataupun bahan makanan tambhan yang diambil dari alam. Cara termudah untuk mengetahui bahwa daun itu beracun atau tidak, dengan melakukan pengamatan yang cermat. Misalnya semua daun¬daunan yang dikonsumsi oleh binatang memamah biak pada dasarnya juga dapat dikonsumsi manusia. Hanya yang perlu diketahui, pencernaan hewan lebih kuat daripada manusia, karena itu untuk lebih amannya sebaiknya dikonsumsi daun yang muda.
Beberapa jenis tanaman yang dapat dikonsumsi manusia misalnya daun pakis, umbi kayu, umbi rambat, talas, jantung pisang, rebung dan sebagainya.
Bagi anggota pramuka/pecinta alam yang
perlu dihindari adalah daun yang tidak dikenal. Juga buah-buahan yang
terlalu keras, banyak getahnya, daunnya tua, layu atau hampir mati.
Pada waktu memasak/merebus daun-daunan tersebut, jangan lupa
masukkan garam selain sebagai penyedap masakan, garam berfungsi sebagai
penawar racun. Selain sebagai penawar racun,garam juga berguna untuk
menghindari kejang otot, kram dan cepat lelah.
Menjerat
Untuk memperoleh tambahan protein,
hewan adalah penyedia protein yang paling besar dalam tubuh manusia.
Semua jenis binatang hampir dapat dimakan, termasuk serangga dan cacing.
Tapi yang paling baik adalah jenis memamah biak yang masih muda dan
sehat terutama jenis betina karena dagingnya lunak. Tapi untuk
mendapatkan binatang buruan tidaklah mudah, diperlukan ketrampilan
khusus misalnya memburu atau menjerat.
Ada dua jenis jerat yang paling pokok
yaitu jerat yang tidak mematikan dan jerat yang mematikan. Karena itu
sebelum membuat jerat, perlu diketahui jenis binatang apa yang mau
ditangkap dan tempat binatang biasa lewat. Lalu kenalilah langsung
kebiasaan binatang tersebut misalnya melalui bekas makanan yang
ditinggalkan, jejak dan kotorannya.
Setelah tahu binatang apa yang akan
ditangkap, siapkan jerat, sesuai kebutuhan. Lebih baik membuat jerat
yang tidak mematikan, karena jika membuat jerat yang mematikan juga akan
berbahaya bagi manusia. Kalaupun jerat yang dipasang tidak membuahkan
hasil, tidak perlu kecewa. Paling tidak apa yang telah diperbuat semakin
meningkatkan ketrampilan kita . Sebab sumber protein tidak hanya pada
binatang memamah biak, pada hewan air akan banyak diperoleh sumber
protein.

Memancing :
Salah satu cara untuk memperoleh bahan
makanan protein yaitu dengan memancing ikan. Hal ini dapat dilakukan
jika ditempat kita berkemah terdapat sumber kehidupan bintang air atau
ikan seperti sungai atau laut. Karena itu dalam berkemah juga lupakan
mata kail, benang atau snur sebagai salah peralatan survival. Untuk
pancingannya dan pengapungnya bisa diperoleh di alam. Jika tidak mau
repot-repot mencari pancingan dan pengapungnya, dapat disiapkan sebelum
berangkat menuju perkemahan dan alat pancing ini tidak merepotkan jika
dibawa dan tidak memerlukan tempat khusus/memakan tempat.
Untuk membuat pancing yang murah hanya dibutuhkan bahan-bahan berupa :
a. kaleng bekas minuman ringan seperti sprite, coca cola atau fanta;
b. selotif kuat/lakban;
c. pengapung dari gabus/bobber;
d. benang atau snur sekitar 12 meter;
e. spool (kili-kili atau gelondongan); f. mata kail;
g. sinker (batu ladung atau timah pemberat kaitl);
h. gabus atau prop botol.
b. selotif kuat/lakban;
c. pengapung dari gabus/bobber;
d. benang atau snur sekitar 12 meter;
e. spool (kili-kili atau gelondongan); f. mata kail;
g. sinker (batu ladung atau timah pemberat kaitl);
h. gabus atau prop botol.
Cara membuatnya :
Masukkan potongan gabus atau prop botol
dalam lubang kaleng, tapi jangan sampai masuk ke dalam. Gunanya sebagai
pengaman mata kail. Lekatkan ujung benang atau snur dengan
selotif/lakban, lalu lilitkan secara terarur dari atas ke bawah, jangan
sampai kusut.
Ikat mata kail dengan menggunakan simpul
gulung (clinch knot). Ikatkan batu ladung/timah pemberat sekitar 5 cm
dari mata kail dengan menggunakan simpul overhand loop knot. Siapkan
juga pengapung yang akan mengapung bergerak-gerak jika umpan termakan
ikan.
Ada beberapa jenis pengapung yang terbuat
dari gabus, kayu atau plastik. Jenis plastik yang sering dipakai. Tekan
bagian bawah pengapung (plunger) maka bagian melengkung tempat kaitan
akan terlihat. Maka pancingan pun siap digunakan untuk memancing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar